Di tahun 2025, konsep edutourism atau wisata edukasi mengalami perkembangan signifikan dengan mengusung pendekatan berbasis kearifan lokal. Tidak hanya menjadi sarana rekreasi, edutourism kini menjadi strategi pendidikan dan pemberdayaan masyarakat yang mengintegrasikan nilai-nilai budaya, tradisi, serta potensi lokal ke dalam kurikulum sekolah. Sekolah-sekolah yang mengadopsi pendekatan ini tidak hanya mengajarkan ilmu pengetahuan, tetapi juga memperkenalkan identitas dan kekayaan budaya daerah kepada generasi muda dan wisatawan.
Apa Itu Edutourism Berbasis Kearifan Lokal?
Edutourism berbasis kearifan lokal adalah pendekatan wisata pendidikan yang menekankan pada pemanfaatan kekayaan budaya, lingkungan, dan tradisi lokal sebagai sumber belajar. Sekolah tidak lagi hanya menjadi tempat belajar konvensional, tetapi menjadi pusat interaksi antara siswa, masyarakat, dan lingkungan sekitar melalui kegiatan-kegiatan yang inspiratif.
Contohnya, siswa belajar https://rajazeus.info/ tentang pertanian dari petani lokal, memahami ekosistem melalui eksplorasi hutan desa, atau mempelajari filosofi hidup dari upacara adat yang masih lestari. Pengalaman belajar seperti ini tidak hanya memperkuat pengetahuan, tetapi juga membangun karakter dan cinta terhadap budaya sendiri.
Ciri Khas Sekolah Berbasis Kearifan Lokal
- Kurikulum Kontekstual
Materi pembelajaran dikaitkan langsung dengan lingkungan dan budaya setempat. Misalnya, pelajaran IPA membahas tanaman obat tradisional yang tumbuh di sekitar desa. - Kolaborasi dengan Komunitas
Guru, siswa, dan masyarakat setempat bekerja sama dalam merancang dan melaksanakan kegiatan belajar, seperti pelatihan kerajinan tangan, bertani, atau belajar bahasa daerah. - Infrastruktur Eduwisata
Sekolah menyediakan fasilitas seperti galeri budaya, taman herbal, rumah panggung tradisional, atau sanggar seni yang juga dibuka untuk kunjungan wisata edukasi. - Pembelajaran Berbasis Proyek (Project-Based Learning)
Siswa terlibat langsung dalam proyek nyata seperti mengembangkan produk UMKM lokal, mendokumentasikan cerita rakyat, atau membuat peta wisata desa.
Dampak Positif Edutourism Kearifan Lokal
- Menumbuhkan Rasa Cinta Tanah Air
Siswa lebih menghargai budaya dan lingkungan sekitar, menjauhkan diri dari sikap individualistis dan konsumtif. - Mendorong Inovasi Berbasis Tradisi
Kearifan lokal dikembangkan dengan pendekatan teknologi dan kreativitas, seperti membuat video edukasi tentang alat musik tradisional atau memasarkan kerajinan lokal secara digital. - Menggerakkan Ekonomi Masyarakat
Kunjungan wisatawan edukasi ke sekolah dan desa sekitar memberi manfaat ekonomi langsung pada komunitas. - Meningkatkan Relevansi Pendidikan
Sekolah tidak lagi sekadar “menyiapkan ujian”, tetapi mempersiapkan siswa untuk hidup dalam masyarakat nyata yang dinamis dan beragam.
Contoh Implementasi di Indonesia
Beberapa daerah di Indonesia telah sukses menerapkan konsep ini, seperti:
- Banyuwangi, dengan sekolah alam yang mengajarkan pertanian organik dan budaya Osing.
- Samosir, dengan pelajaran berbasis budaya Batak dan kegiatan menenun langsung bersama ibu-ibu lokal.
- Bali, melalui pelestarian subak dan seni tari sebagai bagian dari pembelajaran sehari-hari.
BACA JUGA: Kampus Merdeka 2.0: Kolaborasi Industri dan Kreativitas Mahasiswa