
Sekolah Swasta yang Tidak Dapat Program Makan Siang Gratis: Ketimpangan yang Perlu Diperhatikan
Program makan siang gratis yang diluncurkan pemerintah di beberapa wilayah menjadi langkah strategis untuk meningkatkan kesejahteraan dan konsentrasi belajar siswa, terutama mereka yang berasal dari keluarga kurang mampu. Namun, realitas di lapangan menunjukkan bahwa program ini umumnya hanya menyasar sekolah negeri, sementara sekolah swasta kerap tidak mendapat bagian, bahkan ketika kondisi sosial-ekonomi siswanya sama atau lebih rentan.
Fenomena ini menimbulkan sejumlah pertanyaan: mengapa sekolah swasta dikecualikan? Dan bagaimana dampaknya terhadap siswa yang bersekolah di sana?
📌 Kebijakan yang Selektif
Program makan siang gratis, baik yang digagas oleh pemerintah pusat maupun daerah, umumnya dirancang untuk menjangkau siswa di sekolah negeri. Alasan utamanya adalah karena sekolah negeri berada langsung di bawah kewenangan dan pendanaan pemerintah.
Namun, banyak sekolah swasta yang menampung siswa dari kalangan kurang mampu, terutama sekolah berbasis komunitas, sekolah keagamaan, hingga sekolah swadaya masyarakat di pedesaan atau pinggiran kota. Dengan dikecualikannya mereka dari program ini, muncul kesan adanya ketimpangan perlakuan terhadap siswa hanya berdasarkan status kelembagaan sekolah.
📉 Dampak Sosial dan Psikologis pada Siswa
Bagi siswa sekolah swasta yang tidak mendapat fasilitas makan raja zeus terbaru siang gratis, dampaknya tidak sekadar pada asupan gizi, tapi juga menyangkut rasa keadilan dan motivasi belajar.
Bayangkan seorang anak dari keluarga tidak mampu yang melihat teman sebaya di sekolah negeri mendapat makan siang bergizi setiap hari, sementara dirinya harus membawa bekal seadanya atau bahkan tidak makan sama sekali. Ini bisa menimbulkan rasa rendah diri, kecemburuan sosial, hingga berdampak pada performa akademik.
💡 Kenapa Sekolah Swasta Tetap Layak Diperhatikan
Perlu dipahami bahwa tidak semua sekolah swasta itu mewah. Banyak sekolah swasta berdiri justru karena keterbatasan daya tampung sekolah negeri di wilayah tertentu. Beberapa di antaranya bahkan menjalankan misi sosial dan menampung anak-anak yang tidak bisa masuk sekolah negeri.
Maka dari itu, melibatkan sekolah swasta dalam program makan siang gratis seharusnya tidak dilihat sebagai beban, melainkan sebagai investasi dalam kesehatan dan pendidikan anak bangsa secara merata.
✅ Solusi yang Bisa Didorong
-
Pendataan Ulang: Pemerintah daerah bisa mendata ulang sekolah-sekolah swasta yang memiliki murid dari keluarga rentan dan memasukkan mereka dalam skema bantuan.
-
Kemitraan Dana Bosda: Sekolah swasta bisa bekerja sama dengan pemerintah melalui Dana BOS Daerah agar mendapat alokasi subsidi untuk makan siang siswa.
-
Pelibatan Lembaga Swadaya: LSM dan sektor swasta bisa diajak bekerja sama menyediakan paket makan siang untuk siswa swasta kurang mampu.
-
Skema Bantuan Per Siswa: Bantuan tidak perlu berbasis status sekolah, melainkan berbasis individu siswa yang layak mendapat dukungan gizi.
BACA JUGA:Â Biaya Pendidikan Tinggi di Indonesia: Masih Terjangkau atau Semakin Elitis?